Selamat datang di blog zyfa syafara alias fahrur

Download

Sabtu, 18 Juni 2016

Masjid Kobe, Masjid Tertua di Jepang


Selamat siang temen2 :), gmn puasanya? lancar kn? bagi laki2 harus lancar ya dan jgn sampe ada yg bolong karena ini puasa wajib!!. Malu kalo sampe ada yg bolong! apalagi kl ada umat muslim tp di puasa ramadhan ini sampe ketahuan ga puasa, wah parah lagi tuh!! Naudhubillah min dhalik. Kalo perempuan sih pasti ada2 aja yg dateng, dan pastinya ga lancar hehe, tp inget wajib juga harus menggantinya nanti setelah lebaran :). Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang masjid tertua di jepang. Anda ingin tau? yuk kita simak dulu :).

Selain Masjid Camii di Tokyo, ada satu lagi masjid di Jepang yang perlu anda ketahui. Masjid Kobe (神戸モスクKobe Mosque ) yang juga dikenal sebagai Masjid Muslim Kobe (神戸ムスリムモスク Kobe Muslim Mosque) merupakan masjid tertua di Jepang yang dibangun sejak tahun 1928 dan diresmikan pada bulan Oktober 1935.

Masjid yang terletak di di Distrik Kitano, Kobe ini memiliki arsitektur bangunan bergaya Turki tradisional. Arsitek dari Masjid Kobe tersebut bernama Ceko Jan Josef Svagr, seorang arsitek yang juga membangun sejumlah bangunan pribadatan barat di seluruh Jepang.

Nama Kobe dalam bahasa Jepang bermakna Gerbang Tuhan. Pada tahun 1920-an ketika umat Islam di Kobe sudah semakin bertambah, akhirnya diputuskanlah untuk membangun sebuah masjid. Masjid ini sempat ditutup oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1943, tetapi dibuka kembali hingga sekarang aktif digunakan sebagai masjid.

Saat ini Masjid Kobe dikenal karena merupakan satu-satunya bangunan yang tidak hancur meskipun dihantam oleh Bom dan Gempa. Pada tahun 1945 saat terjadi Perang Dunia II, setelah Jepang menyerang Pearl Harbour di Amerika, pihak Amerika membalas dengan menjatuhkan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima. Saat itu Kobe juga menerima serangan bom lewat udara meski bom yang dijatuhkan tidak sejenis dengan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima yang menyebabkan Kobe rata dengan tanah. Ketika hampir semua bangunan rata dengan tanah, Masjid Kobe masih tetap berdiri tegak dan hanya mengalami kerusakan yang terlalu berarti.

Berikutnya pada tahun 1995, ketika terjadi bencana Gempa Bumi Besar Hanshin yang berkekuatan 7.3 skala richter mengguncang Kota Kobe. Gempa tersebut meratakan ratusan ribu bangunan dan menelan ribuan korban jiwa. Untuk yang kedua kalinya Masjid Kobe menjadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri kokoh di antara puing-puing bangunan sekitarnya.


Masjid Kobe yang terletak di daerah yang padat penduduk. Sebagian besar warga yang tinggal di sekitar masjid merupakan pemeluk agama Islam yang berasal dari berbagai negara, dan banyak juga yang berasal dari Indonesia. Warga sekitar akhirnya banyak yang membuka toko bahan makanan halal karena banyaknya warga muslim di sekitar Masjid Kobe. Bahkan orang-orang Islam yang tinggal jauh dari Masjid Kobe rela menempuh perjalanan dengan kereta atau bis, dan berjalan kaki untuk berbelanja di sana.

Cara Berkunjung ke Masjid


Tentu saja orang-orang non-muslim pun diperbolehkan untuk berkunjung ke dalam masjid. Tidak masalah jika yang berkunjung hanya ada 2-3 orang datang tanpa melakukan reservasi sebelumnya. Setelah masuk dari pintu gerbang yang berada di sebelah kiri belakang gedung, silakan sampaikan maksud dan tujuan kunjungan Anda kepada petugas di meja resepsionis.

Silahkan melakukan reservasi melalui telepon sebelumnya jika tempat sedang ramai (078-231-6060). Jika ada permohonan, Anda juga dapat meminta penjelasan dalam bahasa Jepang. Terlepas dari itu, Anda tidak dapat berkunjung pada hari Jum’at dari pagi hari hingga pukul 13.30 siang. Karena jadwal kunjungan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada musimnya, silahkan datang berkunjung setelah Anda mereservasi waktu kunjungan melalui situs resmi atau telepon.

Pada informasi yang tertulis di situs resmi, terdapat peringatan untuk memperhatikan pakaian yang Anda kenakan, jangan memakai pakaian terbuka yang memperlihatkan aurat seperti celana pendek dan rok mini. Untuk para wanita, meskipun tidak diminta memakai kerudung/ selendang panjang (untuk menutupi rambut), ada baiknya untuk tetap membawa kerudung.

Tempat ini adalah tempat beribadah bagi para umat muslim yang datang dari luar negeri dan juga sebagai tempat dimana bisa merasakan sedikit sentuhan budaya Islam tanpa harus pergi ke negara yang jauh khususnya bagi orang Jepang. Maka dari itu, bagaimana jika anda mencoba berkunjung ke Kobe Muslim Mosque?

Tidak sulit kok kalau anda ingin mengunjungi atau sholat di Masjid Kobe. Anda dapat mencapainya dengan naik kereta JR, Hanshin dan Hankyu, lalu turun di Stasiun Sannomiya. Dari Stasiun Sannomiya anda hanya perlu berjalan kaki sekitar 12 menit. Banyak rute yang bisa anda tempuh, salah satunya dengan melewati pusat pertokoan di daerah Sannomiya.

Alamat : 2-25-14, Nakayamate Dori, Chuo-ku, Kobe 650-0004, Jepang.

Telf : 078-231-6060

Fax : 078-231-6061

E-mail : kobe_muslim_mosque@hotmail.com


H.I.S Tours & Travel memiliki 273 cabang di Jepang, yang siap memberikan pelayanan terbaik kepada kamu. Serahkan perjalanan ke Jepang kamu pada H.I.S

Sekian dulu postingan saya kali ini, semoga bermanfaat :).

Sabar yang Produktif



Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (TQS. Ar-Rūm [30] : 60).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman guna mengingatkan Rasulullah saw: Bersabarlah wahai Muhammad atas semua penderitaan yang menimpamu, dan sampaikan pada mereka risalah dari Tuhanmu. Sesungguhnya janji Allah yang akan memenangkan kamu atas mereka, dan mengalahkan mereka, serta mengokohkan kamu, para sahabatmu dan para pengikutmu di muka bumi, maka semua itu adalah hak (benar). Untuk itu, janganlah mimpi dan keyakinanmu surut oleh mereka yang menyekutukan Allah, tidak menyakini janji Allah, dan tidak percaya hari kebangkitan setelah kematian. Sehingga mereka berhasil melemahkan kamu dari melaksanakan perintah Allah, dan dari menyampaikan risalah-Nya kepada mereka yang telah dibebankan kepadamu.

قَالَ ابْنُ الْمُقَفَّعِ فِي كِتَابِ الْيَتِيمَةِ: الصَّبْرُ صَبْرَانِ: فَاللِّئَامُ أَصْبَرُ أَجْسَامًا، وَالْكِرَامُ أَصْبَرُ نُفُوسًا. وَلَيْسَ الصَّبْرُ الْمَمْدُوحُ صَاحِبُهُ أَنْ يَكُونَ الرَّجُلُ قَوِيَّ الْجَسَدِ عَلَى الْكَدِّ وَالْعَمَلِ؛ لِأَنَّ هَذَا مِنْ صِفَاتِ الْحَمِيرِ، وَلَكِنْ أَنْ يَكُونَ لِلنَّفْسِ غَلُوبًا، وَلِلْأُمُورِ مُتَحَمِّلًا، وَلِجَأْشِهِ عِنْدَ الْحِفَاظِ مُرْتَبِطًا.

Dalam kitab Al-Yatīmah, Ibn Al-Muqaffa’ mengatakan: “Sabar itu ada dua jenis: Kejahatan yang menimpa fisik, dan kedermawanan yang menimpa jiwa. Bukanlah kesabaran jika orangnya dipuji sebagai seorang yang fisiknya kuat berusaha dan bekerja keras, karena ini termasuk sifat keledai. Namun kesabaran itu bagi orang yang mampu mengendalikan diri, mampu memikul setiap urusan, serta tabah memelihara dan menjaga semuanya.” (Adab ad-Dunyā wa ad-Dīn – Karya Al-Mawardi).

Sayyidina ‘Ali berkata, “Sabar bagian dari iman, seperti kepala dengan tubuh. Jika sabar hilang jasad pun melayang” (As-Suyuti, Tarikh ak-Khulafa’, hal.147).

‘Umar bin al-Khatthab berkata: Kita menemukan kebaikan hidup kita dengan bersabar. Andai saja para tokoh itu bersabar, maka akan menjadi mulia.

‘Ali bin Abi Thalib berkata: Ingat, sabar adalah bagian dari iman. Ibarat kepala dengan jasad. Jika kepala putus, maka jasad pun terkulai dan suaranya menjerit. Tidak ada keimanan pada diri siapa pun yang tidak bersabar. [Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, ‘Uddatu as-Shabirin, Juz I/(97)]

Hujjah di atas hendaknya meneguhkan sikap kita untuk bersikap benar dan produktif dalam memaknai kesabaran. Sesungguhnya sabar itu adalah sabar atas bencana, sabar dengan qadha’ (keputusan Allah), yang membuat kita semakin teguh, tidak membuat kamu labil; semakin membuat kamu berpegang teguh pada al-Kitab, tidak membuat kita berpaling darinya dengan dalih beratnya musibah yang menimpa kita. Sabar adalah sesuatu yang membuat seseorang bertambah dekat dengan Tuhannya, tidak membuat seseorang semakin jauh dari Tuhannya. “Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap: ‘Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim’.” (TQS. Al-Anbiyā’ [21] : 87).

Sesungguhnya sabar itu adalah yang mempertajam misi, dan yang mendekatkan jalan ke surga, sebagaimana kesabaran Bilal, Khubab, dan keluarga Yasir. “Tetaplah sabar, keluarga Yasir, sesungguhnya tempat yang dijanjikan kepada kalian adalah surga.” Sebagaimana kesabaran Khubaiab, dan Zaid … Seperti kesabaran orang-orang yang melawan penguasa tiran, dimana mereka sedikitpun tidak takut karena Allah terhadap celaan para pencela.

Termasuk baiknya kesuksesan dan tanda kebahagiaan adalah kesabaran atas bencana, serta kelembutan pada saat mendapat musibah. Bahkan al-Qur’an turun dan as-Sunnah datang untuk menegaskan pentingnya kesabaran.

Sabar itu adalah ketika kita bersabar memerintahkan perbuatan yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar, serta tidak lemah di hadapan penyiksaan di jalan Allah. Sabar itu adalah militer bergerak untuk memerangi musuh-musuh Allah.

Dampak Kezaliman pemerintah lebih merupakan fasad yang digambarkan dalam firman Allah SWT:

]ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُون

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat dari perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41)

Ayat ini sekaligus menunjukkan sikap yang seharusnya dalam menyikapi semua bentuk fasad, yaitu kembali ke jalan yang benar. Bagi pembuat fasad sikap itu adalah dengan menghentikan perbuatan fasad itu. Itulah sikap yang harus diambil oleh Pemerintah sebagai pembuat fasad itu akibat kebijakan yang keliru.

Masyarakat juga mesti berusaha menghilangkan fasad itu. Untuk itu Islam mensyariatkan agar umat melakukan amar makruf nahi mungkar serta menasihati dan mengoreksi penguasa. Tujuannya agar penguasa segera menghentikan fasad itu dan kembali ke jalan yang benar. Hal itu bukan sebagai sikap reaktif melainkan sebagai upaya memenuhi kewajiban syariah. Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa saja yang melakukan kewajiban itu. Bahkan andai orang yang melakukan itu dibunuh oleh penguasa yang dia nasihati maka dia mendapatkan pahala seperti yang diperoleh Hamzah bin Abdul Muthallib sebagai sayidusy-syuhada (pemimpin para syuhada). Demikian sebagaimana dinyatakan dalam hadis Rasul saw. riwayat Imam Ahmad.

Jadi, fasad berupa berbagai UU liberal yang menyengsarakan umat serta ketundukan pemerintah yang pro-asing dan aseng itu harus disikapi dengan sabar yang disertai dengan ikhtiar untuk mengubah keadaan. Sikap sabar yang pasif dan diam terhadap kefasadan, selain tidak sesuai dengan tuntunan syariah, juga mengandung bahaya besar. Sikap diam masyarakat akan dimaknai oleh Pemerintah sebagai bentuk penerimaan dan dukungan masyarakat atas tindakan fasad itu. Sikap ini akan membuat Pemerintah makin berani membuat berbagai macam kefasadan yang lainnya.

Oleh sebab itu umat harus bersuara dan tak boleh diam. Jika makin banyak dari umat ini yang bersuara, jika jutaan orang menyatakan penolakan dan protes termasuk dalam bentuk turun ke jalan, niscaya akan diperhatikan dan boleh jadi membuat Pemerintah membatalkan kebijakan fasadnya itu. Lebih dari itu, yang harus menjadi patokan, melakukan amar makruf nahi mungkar serta menasihati dan mengoreksi penguasa merupakan kewajiban dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Dalam hal itu, Allah tidak akan menghisab kita apakah nasihat dan koreksi yang kita sampaikan itu digubris oleh penguasa atau tidak. Yang justru bakal Allah hisab adalah sikap diam kita terhadap kezaliman dan fasad yang dibuat penguasa.

Jika ada yang mengatakan bahwa mana ada penguasa yang berniat menyusahkan atau menzalimi rakyatnya, maka ungkapan itu tidak perlu diperhatikan. Sebab, dalam hal kefasadan itu, yang tahu niat dan motivasi sesungguhnya adalah pelakunya dan Allah SWT. Yang harus dilihat adalah kenyataan dari kefasadan itu dan dampaknya bagi umat. Kaidah yang masyhur mengatakan, “Nahnu nahkumu bi zhahir walLâh ya’lamu syarâ’ir (Kita menghukumi yang nyata dan Allahlah yang Maha mengetahui yang tersembunyi).”

sumber : arrahmah.com

Kamis, 16 Juni 2016

Cara Agar Bau Mulut Tetap Segar dan Enak saat Berpuasa


Pada bulan Ramadhan, umat muslim diseluruh dunia wajib berpuasa selama 1 bulan penuh. Saat itulah seluruh umat muslim sedunia harus selalu menjaga kebersihannya terhindar dari bakteri, agar bau mulutnya tetap segar dan enak.  Bau mulut saat berpuasa merupakan salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang. Bau yang terlalu menyengat bisa membuat orang lain maupun diri sendiri menjadi tidak nyaman saat mengobrol.

Meskipun bau mulut orang yang berpuasa jauh lebih wangi (di hadapan Allah SWT) dari minyak kastrui, namun secara kasat mata, tentu sangat mengganggu dalam pergaulan, terutama saat kita mengobrol dan berbincang-bincang dengan teman kerja maupun teman sekolah, dll.

Berikut beberapa tips yang dapat Anda praktekkan dirumah agar bau mulut Anda tetap segar dan enak sepanjang puasa ramadhan :

1. Menyikat gigi dengan benar

Usai sahur pastikan Anda telah menyikat gigi dengan benar. Baik sisi depan, belakang hingga permukaan kunyah gigi belakang pada rahang atas dan bawah agar tak ada sisa makanan tertinggal di gigi. Jangan terburu2 dalam menyikat gigi dan jangan menunda gosok gigi untuk tidur terlebih dahulu setelah kita sahur.

2. Sikat bagian atas lidah

Lidah itu permukaannya kasar yang berupa tonjolan bernama papila yang memungkinkan sisa makanan menempel di atasnya. Untuk menyingkirkannya, sikat bagian atas lidah menggunakan sikat gigi atau alat khusus pembersih lidah.  

3. Hindari makanan berbau menyengat

Makanan seperti petai, jengkol dan durian ini perlu dihindari karena efek dari makan ini menyebabkan bau mulut jadi tak sedap.

4. Hindari merokok
Karena merokok dalam kondisi tak berpuasa pun merupakan salah satu penyebab bau mulut yang tak sedap.

5. Banyak minum air putih

Bau mulut makin tajam bila kondisi mulut kering. Oleh karena itu pastikan banyak mengonsumsi air putih pada saat sahur, berbuka, dan malam hari.